Hujan yang lebat, terkadang disertai dengan padamnya aliran listrik oleh PLN. Tapi tahukah Anda, bahwa kira-kira 20.000 tahun yang lalu, para nenek moyang kita baru mengetahui jika mereka bisa membuat penerangan dari minyak yang dibakar?
Bagaimana awal-mula penerangan, sebelum Thomas Alfa Edison menemukan bola lampu listrik? Mari kita simak bersama.
DAFTAR ISI
Awalnya, untuk memperoleh cahaya, orang-orang harus membakar lemak hewan dan minyak tumbuhan. Mereka menggunakan cangkang kerang sebagai wadah minyaknya.
Seperti yang kita ketahui, lilin merupakan sumbu yang dibungkus gemuk atau lilin. Ya, kita pun masih menggunakan lilin sebagai penerangan jika lampu rumah dipadamkan oleh PLN. Mesir merupakan tempat dimana lilin ini ditemukan sekitar 2000-an tahun yang lalu.
Amime Argand, seorang warga negara Perancis, pada tahun 1784 menemukan lampu minyak dengan cekungan wadah sumbu yang melingkar. Pembakaran terang ini lebih efisien daripada lilin, karena ketika udara naik sampai di tengah sumbu, minyak yang terbakar menghasilkan cahaya yang lebih terang.
Mendengar kata lampu, kita terasosiasikan dengan Thomas Edison. Tentunya hal tersebut bisa terjadi karena penemuan lampu listrik oleh Edison merupakan titik terang sejarah penemuan dunia bidang penerangan. Thomas Edison bersama Joseph Swan menemukan lampu listrik pada tahun 1880.
Penyempurnaan lampu listrik, membawa sejarah baru dalam dunia penerangan. Nyala gas dinilai mampu menambah penerangan yang dilengkapi dengan selongsong. Selongsong yang dipatenkan pada 1885 merupakan serat berlubang halus yang berpendar, sehingga cahaya lebih terang.
Tahun 1935, ditemukan bahwa bola lampu pijar memerlukan listrik yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan bola lampu biasa. Selain karena lebih terang, lampu pijar disukai banyak orang karena jauh lebih hemat listrik.
(photo: wallpapergate.com)