HUMBEDE.COM – Dalam dunia medis, saat seorang pasien tak cukup mendapatkan pemeriksaan luar, diperlukan pengujian lebih mendalam menggunakan teknologi canggih untuk memperoleh diagnosa yang akurat. Yang umum diketahui masyarakat di antaranya scan CT, MRI, dan sinar X.
Namun, ada lagi satu jenis pengujian menggunakan peralatan canggih yang disebut scan PET. Apa itu scan PET? Bagaimana cara kerjanya?
DAFTAR ISI
Scan PET merupakan prosedur yang menggunakan radiasi, atau pencitraan pengobatan nuklir (nuclear medicine) untuk menghasilkan gambar 3 dimensi berwarna dari proses fungsional pada tubuh manusia. PET merupakan singkatan dari positron emission tomography, tomografi emisi positron, demikian sebagaimana diulas dalam Medical News Today.
Mesin ini mendeteksi pasangan sinar gamma yang dikeluarkan secara tak langsung oleh perunut/ tracer (positron-emitting radionuclide) yang ditempatkan dalam tubuh, pada molekul yang aktif secara biologis. Citra ini direkonstruksi oleh analisa komputer.
Sementara itu, mesin modern seringkali menggunakan scan CT X-ray yang dijalankan terhadap pasien pada waktu dan mesin yang sama.
Scan PET dapat digunakan untuk mendiagnosa kondisi kesehatan, termasuk juga menemukan bagaimana perkembangan kondisi yang ada. Scan PET seringkali digunakan untuk mengetahui seberapa efektifkah perawatan yang tengah berjalan.
Radiotracer – Sebelum memuat hasil scan PET, pengobatan radioaktif (radioactive medicine) dihasilkan dalam cyclotron (sejenis mesin). Radioaktif ini kemudian dipasang pada bahan kimia alami.
Bahan kimia alami ini bisa jadi berupa glukosa, air, dan amonia. Bahan kimia alami yang terpasang ini dikenal sebagai radiotracer. Radiotracer kemudian dimasukkan ke dalam tubuh manusia.
Saat berada dalam tubuh radiotracer akan bergerak menuju area dalam tubuh yang menggunakan bahan kimia alami. Sebagai contoh, FDG (fluorodeoxyglucose – sejenis obat radioaktif) terpasang pada glukosa untuk membuat radiotracer. Glukosa kemudian bergerak menuju bagian tubuh yang menggunakannya untuk energi.
Kanker sebagai contohnya, menggunakan glukosa secara berbeda dibandingkan jaringan yang normal, sehingga FDG dapat menunjukkan kanker.
Mendeteksi positron – Scan PET mendeteksi energi yang dikeluarkan partikel bermuatan positif (positron). Saat radiotracer terpecah dalam tubuh pasien, positron terbentuk. Energi inilah yang muncul dalam gambar 3 dimensi di monitor komputer.
Gambar yang dihasilkan – Gambar ini menunjukkan bagaimana bagian dari fungsi tubuh pasien dari caranya memecah radiotracer. Gambar PET akan menampilkan tingkatan berbeda positron berdasarkan tingkat kecerahan dan warnanya.
Saat gambar tersebut telah lengkap ia akan diuji oleh radiolog yang melaporkan penemuannya kepada dokter. Radiolog adalah seorang dokter yang berspesialisasi mengartikan jenis-jenis gambar ini, termasuk juga scan MRI, scan CT, Ultrasound, dan gambar sinar X.
Scan PET biasanya digunakan bersama sinar X atau scan MRI (magnetic resonance imaging). Dokter menggunakan scan PET sebagai tes tambahan terhadap pengujian utama tersebut.Mereka digunakan untuk membuat diagnosa atau untuk mendapatkan data lebih mengenai kondisi kesehatan.
Sebagaimana telah disebutkan, pengujian ini juga berguna dalam mengetahui seberapa efektif perawatan yang tengah berjalan. Penggunaan kombinasi teknologi pencitraan dapat memegang kunci dalam menghentikan – bahkan mencegah – sakit jantung, sebagaimana sebuah studi mengungkapkan.
Keuntungan terbesar scan PET, dibandingkan scan MRI atau sinar X, yaitu scan ini dapat menunjukkan bagaimana bagian tubuh pasien dalam berfungsi, daripada sekedar bagaimana bagian tersebut kelihatannya. Peneliti medis menemukan hal ini cukup berguna.
Scan PET biasanya digunakan untuk menginvestigasi kondisi berikut:
Wanita hamil dan menyusui tak boleh menjalani scan PET dikarenakan terdapat resiko bagi bayi. Wanita yang tengah hamil mesti langsung memberitahu dokternya sebelum di-scan.
Siapapun yang baru mendapat scan menjalani tes mesti menjauh dari wanita hamil, bayi, dan anak-anak beberapa jam setelah pengujian.
(Foto: wikipedia.org)