Ethical Shopping, Tren Baru Berbelanja

waktu baca 3 menit
Kamis, 23 Jan 2014 20:22 0 45 Amanda
 

Pernah mendengar ethical shopping? Gaya berbelanja yang satu ini dilatar belakangi oleh rusaknya kondisi lingkungan karena perubahan iklim dan dampaknya pada berbagai hal, termaduk krisis ekonomi yang terjadi di berbagai belahan dunia.

Secara sederhana, gaya berbelanja ini bertujuan tidak hanya mendatangkan keuntungkan bagi pembeli dan penjual, namun juga bagi semua pihak. Di berbagai negara terutama di Eropa dan Amerika, ethical shopping bukanlah hal baru. Namun bagaimana di Indonesia?

Ethical Shopping

Gaya belanja ini tumbuh subur di tengah krisis di Amerika, dimana konsumen kopi lebih memilih membeli kopi di perusahaan yang membeli kopi tersebut dari petani kecil, sehingga selain mengonsumsi produk yang lebih organis, keuntungannya juga dirasakan hingga ke lapisan terkecil.

Ada juga gerakan yang disebut Carrotmobster atau Cool consumer yang muncul di San Fransisco, dimana gerakan ini menetapkan toko mana yang paling hijau, hemat energi dan bersedia menyisihkan keuntungannya untuk menciptakan kondisi yang lebih baik bagi masayrakat yang membutuhkan, akan dipromosikan secara luas ke konsumen.

Sementara itu di Australia, terdapat satu kota kecil yang bernama Bunanoon yang hanya menjual botol isi ulang untuk mengurangi botol plastik. Hal yang serupa terjadi di belahan dunia lain, dimana konsumen juga menjadi bagian dari perubahan untuk membuat bumi menjadi lebih baik.

DAFTAR ISI

Mengapa Ethical Consumer?

Dasar dari konsumsi beretika atau ethical shopping ini sangat sederhana, yaitu pentingnya untuk memahami bahwa segala sesuatu yang kita beli, sesungguhnya memiliki hubungan dengan masalah lingkungan, sosial, ekonomi dan bahkan politik.

Hukum dasar ethical shopping yaitu “If you buy it, they will sell it”, konsumen akan tahu berbagai aspek tentang produk yang digunakan dan dari situ kita dapat mengubah sistem produksi menjadi lebih adil dan ramah bagi lingkungan.

Bayangkan saja betapa besar perubahan yang bisa dilakukan karena setiap hari kita membeli sesuatu, sekecil apapun itu.

Meskipun pada awalnya kekuatan konsumen diragukan, banyak bukti yang dapat menunjukkan bahwa konsumen dapat mengubah keadaan, asal menerapkan prinsip keadilan dan isu non-ekonomi lainnya seperti rasa peduli yang besar terhadap kelompok minoritas, pekerja, hingga penilaian terdapat produsen dan pelaku bisnis.

Kita sebagai konsumen dapat memilih beberapa cara yang sesuai dengan gaya kita saat menjadi ethical consumer :

1. Mengurangi dampak langsung dari berbagai aktivitas ehari-hari khususnya terhadap perubahan iklim.

2. Berbelanja secara beretika dengan mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan sebelum memilih produk yang dibeli.

3. Memboikot barang dan jasa yang proses pembuatannya tidak sesuai seperti melanggar hak asasi manusia hingga merusak lingkungan dan jika terbukti, akan melakukan gerakan boikot.

Langkah untuk Menjadi Ethical Consumer

Adapun beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk menjadi ethical consumer :

1. Menyisihkan waktu untuk mengenali produk yangingin kita beli, siapa produsenna dan bagaimana proses produksinya.

2. Lebih memilih produk buatan lokal.

3. Jika kita terlanjut menyukai merk atau prduk yang ternyata tidak ramah lingkunan, kita dapat menyalurkan keprihatinan kita dengan cara mengirim surat kepada produsen untuk mempertimbangkan cara produkti dan berubah. Jika prubahan tersebut tidak terjadi, beralihlah ke produk lain.

***

Itulah ulasan mengenai ethical shopping dan dengan melakukan langkah-langkah di atas, kita dapat membuat perubahan besar untuk berbagai aspek lingkungan daripada sekedar menjinjing kantong belanja berukuran besar.