American Heart Association (AHA) dan American College of Cardiology (ACC) baru-baru ini mengeluarkan panduan baru mengenai penggunaan statin, seperti Lipitor dan Zocor. Pedoman, yang dikritik oleh sebagian komunitas medis, meminta dokter untuk menggunakan metode yang lebih luas ketika menentukan siapa yang harus mengambil statin.
Kontroversi Mengenai Statin
Secara tradisional, dokter telah menggunakan tingkat kolesterol (jahat) LDL untuk menentukan apakah harus atau tidak untuk meresepkan statin, pedoman baru merekomendasikan dokter melihat keseluruhan resiko pasien dalam mengembangkan penyakit jantung menggunakan kalkulator resiko kolesterol, bukan mengandalkan semata-mata pada tingkat kolesterolnya. Statin biasanya diresepkan untuk mengurangi resiko serangan jantung, tapi pedoman baru merekomendasikan statin juga dapat digunakan untuk pencegahan stroke.
Disebut “The Pooled Cohort Risk Estimator,” kalkulator resiko kolesterol bekerja dengan menggunakan karakteristik pasien – seperti usia, jenis kelamin, ras, tekanan darah, diabetes dan merokok – untuk menghitung resiko 10-tahun serangan jantung atau stroke seseorang.
Beberapa kritikus menyebutnya kalkulator cacat, mengatakan bahwa kalkulator tersebut melebih-lebihkan resiko penyakit jantung dan bisa mengakibatkan dokter meresepkan statin pada banyak orang yang tidak benar-benar membutuhkannya. Tapi AHA dan ACC tetap teguh dengan kalkulator resiko.
“Kontroversi ini terutama berasal dari dokter yang telah mencoba menerapkan estimator untuk populasi beresiko rendah dan menemukan, secara tidak terduga, bahwa resiko diperkirakan terlalu tinggi untuk populasi mereka,” jelas ahli jantung Kim Allan Williams Sr, MD, wakil presiden ACC.
Dan sementara pedoman yang direkomendasikan telah memicu perdebatan, mereka juga untungnya meningkatkan kesadaran masalah kesehatan yang penting ini.
“Aspek menggembirakan dari perdebatan [statin] ini adalah bahwa sekarang lebih banyak orang yang akan menanyakan dokter mengenai resiko penyakit jantung mereka dan langkah-langkah yang harus diambil,” kata Williams. “Mereka juga akan membahas faktor-faktor seperti riwayat keluarga, diabetes atau berhenti merokok, juga.”
Siapa saja yang seharusnya mengambil Statin?
Jika dokter menentukan Anda sudah memiliki resiko serangan jantung atau stroke sedang atau tinggi, obat-obatan statin harus dipertimbangkan. Pedoman sekarang ini merekomendasikan terapi statin untuk individu dengan hal berikut:
– Kadar kolesterol (jahat) LDL 190 mg/dL atau lebih tinggi
– Diabetes tipe 2 yang berusia antara 40 dan 75 tahun
– Diperkirakan resiko 10 tahun penyakit kardiovaskular sebesar 7,5 persen atau lebih tinggi yang berusia antara 40 dan 75 tahun
– Memiliki penyakit kardiovaskular.
Mengambil Langkah Selanjutnya
Penerbitan pedoman statin baru berfungsi sebagai sebuah kesempatan untuk berkomunikasi dengan penyedia layanan kesehatan Anda mengenai resiko penyakit jantung Anda, apakah saat ini Anda sedang dirawat karena kolesterol tinggi atau tidak. Jangan menundanya, bicarakan dengan dokter Anda.
enyedia layanan kesehatan dapat menggunakan kalkulator baru untuk memperkirakan dan memberikan informasi tentang kemungkinan Anda mengalami serangan jantung atau stroke dalam dekade berikutnya. Berikut adalah beberapa hal yang dapat membantu menurunkan resiko:
– Bagi setiap orang, perubahan gaya hidup memiliki pengaruh kuat pada kesehatan jantung secara keseluruhan. AHA merekomendasikan olahraga teratur, berhenti merokok dan menjaga berat badan yang sehat.
– Untuk pasien dan perawat, mempertahankan diet jantung sehat – rendah natrium dan lemak jenuh – adalah kuncinya. Paket makan Anda harus menyertakan biji-bijian setiap hari, beberapa porsi ikan per minggu dan beberapa porsi buah-buahan dan sayuran.
– Jika perubahan gaya hidup tidak berhasil dalam menurunkan kadar kolesterol LDL dan mengurangi faktor-faktor resiko lain, pedoman baru merekomendasikan mengambil statin untuk menurunkan kadar LDL dan mencegah penyakit jantung.