Makna Perayaan Tahun Baru

waktu baca 4 menit
Senin, 30 Des 2013 12:06 0 71 Tim Redaksi
 

Merayakan tahun baru bukan hal yang asing lagi, setiap orang di seluruh belahan dunia sangat antusias menyambut malam pergantian tahun tersebut.

Banyak hal, kegiatan, even, dan momen-momen yang tidak terlewatkan setiap menyambut tahun baru tersebut. Tahun baru 2014 tinggal menghitung hari, 1 Januari menjadi hari khusus dalam memaknai pergantian tahun masehi tersebut.

Makna Perayaan Tahun Baru

Bagi sebagian orang, malam pergantian tahun merupakan malam yang istimewa, tidak boleh terlewatkan sedetik pun. Bagi mereka yang merayakan, tahun baru merupakan lembaran kehidupan yang baru, episode baru yang ditandai dengan pembuatan berbagai resolusi baru.

Di tahun baru inilah muncul semangat-semangat baru, harapan, cita, asa, impian, visi, dan misi yag baru, semuanya serba baru, yah sesuai namanya, tahun yang baru.

Kemegahan penuh warna warni menghiasi malam pergantian tahun baru tersebut, semuanya serba sibuk, padat merayap, keramaian pun menghiasi malam yang penuh kembang api tersebut.

Ucapan selamat tahun baru, kata mutiara, kata motivasi, dan lain-lainnya silih berganti membanjiri tiap gadget, tiap media, baik online maupun offline. Katanya sih, tahun baru merupakan ajang saling menyemangati, tahun baru hanya terjadi sekali tiap tahun, jadi jangan sampai terlewatkan.

Tak itu saja, doa dan pengharapan agar bisa menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya menjadi senjata paling ampuh dan pamungkas ketika meminta kepada Tuhan. Padahal jika ingin ditelaah lagi, justru tiap harinya kita harus menjadi lebih baik dari hari-hari sebelumnya, bukan justru hanya berharap menjadi lebih baik di tiap tahunnya.

Bagi sebagian yang lain  memaknai tahun baru tidak harus dirayakan semegah itu, hanya menghamburkan uang, jika tahun baru dimaknai sebagai perwujudan rasa syukur serta pengharapan untuk perbaikan di masa yang akan datang, toh bisa dilakukan tiap hari, bisa pula dilakukan dengan acara yang sesederhana mungkin,  tidak harus menunggu tahun baru bukan?

Tapi apapun itu, mari kita simak terlebih dahulu, apa saja sisi positif dan negatif merayakan tahun baru (jika memang tahun baru dijadikan sebagai ajang untuk memaknai tahun yang telah berganti).

DAFTAR ISI

Sisi Positif Perayaan Tahun Baru

Merayakan tahun baru sebenarnya bisa menyisakan beberapa hal positif. Apa saja itu?

  • Sebagai wujud rasa syukur kepada Sang pencipta atas kesempatan kehidupan yang diberikan tahun sebelumnya.
  • Merenungi setiap pencapaian yang telah diperoleh di tahun sebelumnya, agar semakin lebih baik lagi di tahun berikutnya.
  • Menguatkan tali silaturahim, momen tahun baru bagi sebagain orang merupakan ajang untuk mengumpulkan keluarga besar.
  • Bagi masyarakat minor, tahun baru menjadi lahan mata pencaharian tambahan. Para penjual terompet, penjual minuman, anak-anak di panti asuhan, dan lain-lainnya justru terkena efek positif perayaan tahun baru tersebut.
  • Bagi para karyawan mendapat bonus tambahan, sedang bagi para pengusaha (seperti pengusaha tempat rekreasi, hotel, kuliner, dan sebagainya) justru akan menambah pendapatan mereka.

Sisi Negatif Perayaan Tahun Baru

Dibalik sisi positif perayaan tahun baru, sebenarnya ada beberapa sisi negatif yang juga perlu kita perhatikan dengan seksama, antara lain adalah sebagai berikut:

  • Sering terjadi penyimpangan di kalangan remaja. Seks bebas, minuman keras, narkoba, dan lain-lain justru sering terjadi di malam tahun baru.
  • Menghambur-hamburkan uang untuk merayakan pesta yang tidak penting, padahal masih banyak orang-orang di luar sana yang masih kekurangan secara finansial.
  • Kemacetan dimana-dimana, baik itu di ibu kota maupun tempat terpencil sekalipun.
  • Rawan terjadi kecelakaan, apalagi jika ada pawai keliling.
  • Sampah berserakan dimana-dimana, hal ini justru merusak pemandangan
  • Polusi akibat asap kendaraan bertebaran dimana-dimana, akibat dari konvoi kendaraan, ini juga membuat konsumsi bahan bakar menjadi boros.
  • Kebisingan dan kegaduhan membuat tidak nyaman, banyak yang merasa terganggu dengan hal ini.

Bagi yang sudah mempunyai rencana khusus di malam tahun baru, semoga sisi positif dan negatif di atas dapat dijadikan sebagai pertimbangan. Memaknai tahun baru baik itu tahun baru hijriah maupun tahun baru masehi, bukan berarti semuanya serba bebas tak terkendali.

Memaknai tahun baru bukan dengan perayaan tapi dengan instrospeksi, alangkah baiknya introspeksi diri dilakukan tiap hari, tiap menit, tiap detik, sepanjang waktu. Itulah hakikat rasa syukur sebenarnya. Karena tak ada yang menjamin tahun baru juga menjadi jiwa yang baru, semuanya masih pengharapan, semuanya kembali pada individu masing-masing.