Bagaimanapun, kuret atau kuretasi atau dilatasi, memang bukan hal yang normal dan bukan hal yang didambakan para perempuan untuk melakukannya. Kalaupun itu dilakukan, pastilah pertimbangannya semata-mata karena darurat.
Mengapakah seorang perempuan melakukan kuret? Biasanya, kuret dianggap baik untuk dilakukan pada kasus ibu paska keguguran. Hal ini dilakukan demi mencegah si ibu dari gangguan yang tidak steril.
Jika setelah keguguran si ibu mengalami banyak keluhan pendarahan dan komplikasi lainnya, maka kuret biasanya menjadi pilihan dan solusi walaupun pada dampaknya, kuret bukanlah solusi yang terbaik.
Pada perempuan yang mengalami kuret, biasanya mengalami banyak keluhan setelahnya. Yang paling sering dan paling berat adalah kanker.
Resiko kanker terjadi karena proses kuretasi yang tidak benar-benar steril. Dalam kata lain, darah yang dibersihkan ketika kuretasi ternyata tidak bersih secara tuntas dan tidak keluar semua sehingga memungkinkan virus dan bakteri muncul dan berkembang biak di dalam rahim. Ini adalah layaknya mimpi buruk bagi seorang perempuan.
Jika ini terjadi, maka perempuan ini pun harus kembali mengalami pembersihan dan operasi membebaskan diri dari kanker. Bisa dikatakan, ini laksana jatuh tertimpa tangga pula.
Tetapi, bagaimanapun, resiko kanker ini hanya salah satu hal terburuk dari dampak kuretasi. Karena secara umum, tak semua kuretasi bisa mengakibatkan hal fatal bagi pelakunya. Baik buruknya kuret pada perempuan tergantung dari proses kuretasi itu sendiri.
Yang harus disikapi oleh para wanita ketika dirinya harus melakukan kuret adalah… stay positive thinking alias tetap berpikiran positif dan berhusnuzon setelahnya.
Dan akan lebih baik pula jika berusaha mencari tahu untuk paham apa sebenarnya kuret dan bagaimana prosesnya sehingga pengetahuan itu membuat anda siap secara mental.
DAFTAR ISI
Kuret adalah proses pembersihan rahim dari akibat keguguran atau akibat lainnya. Kuret dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa kehamilan semisal sisa plasenta yang masih tersisa dan menempel di dinding rahim sehingga menyebabkan pendarahan yang berkelanjutan.
Jadi, pada dasarnya, kuret dilakukan untuk membersihkan rahim serta mengantisipasi keluhan yang berlanjut akibat keguguran.
Sebagaimana diketahui bahwa akibat darah yang tidak bersih secara menyeluruh bisa memicu pada infeksi rahim sehingga mengganggu kesehatan wanita itu secara keseluruhan. Maka, kuret pun dianggap solusi.
Konon, kuretasi memang bukan proses yang bisa dianggap menyenangkan. Namanya penanganan darurat, tentunya rasa sakit harus diabaikan.
Ketika kuret, dokter akan memasukkan alat seperti sendok ke dalam rahim melalui vagina lantas ‘mengerok’ lapisan yang ada di dinding uterus secara memutar dan melingkar hingga bersih dan menyeluruh.
Yang terpenting, kuret harus betul-betul menyeluruh hingga tak ada lagi sisa plasenta yang tertinggal. Jika proses ini berjalan baik dan semestinya, maka tak ada dampak yang harus dicemaskan.
**
Penting bagi setiap wanita yang telah mengalami kuret untuk fokus dan benar-benar fokus menjaga kesehatannya. Dan buanglah pikiran negatif tentang berbagai kemungkinan yang tak sehat karena pikiranmu yang menjadikannya tak sehat.