Siapa yang tak kenal Steve Jobs yang fenomenal?
Ia membuat seluruh dunia berduka ketika wafat pada 5 Oktober 2011 dalam usia ke 56 karena penyakit saluran pernapasan dan tumor yang dideritanya. Ia seorang inovator, visioner dan futuris yang tercermin dalam produk-produk Apple yang begitu sempurna.
Jobs berhasil mengantarkan Apple ke puncak kejayaan hanya dalam tempo beberapa tahun. Ia dijuluki sebagai Bapak Revolusi Digital yang melegenda.
Namun, di balik kejayaannya, Steve Jobs bukanlah manusia yang bahagia sejak awalnya. Hidupnya pun pernah susah. Siapa sangka ia adalah anak adopsi. Ia dibuang oleh orang tuanya karena orang tua ibunya tidak setuju hubungan ibu dan ayahnya.
DAFTAR ISI
Ayahnya adalah warga kelahiran Suriah, Abdulfattah “John” Jandali, sementara ibunya berdarah Swiss-Katolik Amerika, Joanne Carole. Jandali bekerja sebagai dosen di Wisconsin dan Carole adalah mahasiswanya. Sebenarnya usia mereka berdua sama, namun Jandali mendapatkan gelar PhD pada usia yang sangat muda. Barangkali Jandali-lah yang mewariskan kecerdasan kepada Jobs.
Ketika lahir, Jobs akhirnya diadopsi oleh pasangan Paul Reinhold Jobs dan Clara Jobs. Mereka sudah meninggal masing-masing pada tahun 1993 dan 1986. Bapak angkatnya yang berprofesi sebagai tukang reparasi alat elektronik mengajarkan Jobs cara merakit barang-barang elektronik seperti televisi dan radio. Jobs sangat tertarik.
Sejak kecil, ia tidak suka sekolah. Ia drop out saat semester pertama di Reed College yang mahal. Orang tua angkatnya menghabiskan seluruh tabungannya untuk membiayai kuliah yang pada akhirnya gagal. Jobs sendiri sangat mencintai orang tuanya. Dalam biografinya, ia menyebutkan “Paul dan Clara adalah orang tua saya 1000%”
Jobs harus menjadi pribadi yang mandiri dengan cepat. Pada usia 22 tahun, ia melanjutkan bengkel di garasi rumahnya dan merakit komputer kegemarannya. Bersama kawan dekatnya Steve Wozniak, ia mendirikan perusahaan sendiri yang diberi nama Apple. Nama itu diberikan untuk mengenang musim panas yang membahagiakan ketika Jobs memetik apel di sebuah perkebunan.
Malangnya, Steve Jobs malah dipecat dari Apple pada tahun 1986 karena konflik internal. Lalu, dia mendirikan NeXT pada tahun yang sama dan mengambil bagian dalam produksi sejumlah film animasi Pixar Studio seperti Cars, Finding Nemo dan Toy Story sampai 1997.
Bagi Jobs, dipecat dari Apple merupakan hal terbaik yang terjadi padanya. Dalam pidatonya di Stanford University pada 2005 ia berkata, “Beban berat sebagai orang sukses berganti menjadi keleluasaan sebagai pemula dan segala kelebihannya. Hal itu mengantarkan saya mencapai salah satu periode yang paling kreatif dalam hidup saya. Aku cukup yakin bahwa semua ini tidak akan terjadi jika saya tidak dipecat dari Apple.”
Tahun 1996, ia kembali ke Apple melalui pembelian Apple terhadap NeXT sebesar $ 427 dollar. Ia menjadi CEO yang baru. Ia langsung mengosentrasikan proyek Apple pada Mac untuk mendapatkan labar. Ia juga menghentikan sejumlah proyek lain agar sumber daya fokus ke pengembangan Mac. Apple menjadi sangat sukses. Bahkan, pada tahun 2000, Steve Jobs menjadi CEO permanen.
Ketika ia kembali ke Apple, banyak karyawan yang khawatir jika bertemu Jobs di dalam lift. Mereka takut jika Jobs melakukan sesuatu yang bisa membuat mereka kehilangan pekerjaannya. Namun, ternyata Jobs cukup besar hati untuk tidak melakukannya.
Meskipun Steve Jobs sudah tidak ada, ia akan selalu dikenang oleh penggemarnya. Bahkan, kisah kehidupan Steve Jobs akan dibuatkan film yang berjudul Jobs. Film ini mengangkat kisah hidup Steve Jobs, saat yang paling menyentuh dalam hidupnya, motivasi dan orang-orang dekatnya.
Film ini mengambil setting tahun-tahun awal kehidupan Jobs sebagai seorang pemuda yang mendirikan perusahaan Apple, lalu diusir dari perusahaannya itu dan berakhir dengan kemenangan akhir ketika ia kembali ke Apple dan berhasil membawa perusahaan tersebut ke puncak kejayaannya.
Jobs disutradarai oleh Joshua Michael Stern dan dibintangi oleh Ashton Kutcher sebagai Steve Jobs. Banyak penggemar yang menentang peran Steve Jobs dimainkan oleh Kutcher karena Kutcher sudah terlanjur dianggap sebagai pelawak sehingga tidak pantas menjadi Steve Jobs yang karismatik. Namun, Kutcher sangat mirip secara fisik dengan Jobs, Anda bisa melihatnya sendiri di posternya.
Bagi Kutcher, peran ini sangat penting dan telah mengubah hidupnya. Ia mempelajari filosofi dan karakter Jobs dari video pidato Jobs dan berusaha menirukan kalimat-kalimatnya. “Berperan sebagai Jobs telah mengubah hidup saya dan saya sebagai pribadi,” kata Kutcher kepada ABC News.
Film ini mungkin akan menuai kritik karena kritikus dan para penggemar akan membanding-bandingkan Kutcher dengan Steve Jobs yang asli. Orang-orang masih memiliki ingatan yang lekat pada pribadi Steve Jobs yang asli. Jika Kutcher tidak bisa benar-benar mirip dengan Jobs, para penggemar Jobs tentu akan kecewa berat.
Selain Kutcher, ada Josh Gad yang berperan sebagai sahabat dekat Steve Jobs, Steve Wozniak. Film ini akan dirilis pada 16 Agustus 2013 nanti.
(foto: we-are-awesome.com)