Jika Anda adalah seorang mahasiswa tingkat akhir, maka tantangan terbesar yang harus Anda hadapi adalah menyelesaikan skripsi. Tahap inilah yang menjadi babak pamungkas dalam kehidupan perkuliahan Anda.
Dan banyak yang terjebak pada tahap ini dengan berbagai alasan. Menjadikan kelulusan terasa panjang padahal tinggal selangkah lagi. Tak sedikit yang molor kelulusannya, namun hal itu bukanlah cerita baru.
Puluhan tahun lalu sejak universitas dibuka di Indonesia, ribuan bahkan lebih mahasiswa telah mengalami dilema yang satu ini.
Bahkan generasi di atas kita memiliki istilah tersendiri untuk menyebut mahasiswa yang bermasalah kronis terhadap skripsi. Ialah “MABA”, bukan mahasiswa baru melainkan mahasiswa abadi!
Tak seperti sekarang dimana banyak universitas yang mulai menerapkan batas waktu kelulusan, dulu tidaklah demikian. Seorang mahasiswa tetap akan menjadi mahasiswa selama belum menyelesaikan skripsi meskipun semester yang telah dilaluinya mencapai angka dua digit.
Sekarang? Sebagian universitas tak segan memberlakukan Drop Out (DO) bagi mahasiswanya yang melampaui batas.
Bergidik membacanya? Tenang, Anda akan bisa melaluinya jika menjalankan dengan benar. Pelajari tips berikut ini, kiat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi.
DAFTAR ISI
Jangan berpikir kemana-mana terlebih dahulu. Singkirkan ketakutan yang membayangi Anda karena Anda bahkan belum memulai sama sekali.
Tantangan bagi mahasiswa yang mengerjakan skripsi sesungguhnya adalah memulai, karena bila Anda memulai dan terus memulai, menyelesaikannya tidaklah sesulit permulaannya.
Fokuslah pada pemilihan judul terlebih dahulu, meskipun terkesan remeh, banyak mahasiswa yang terhambat skripsinya dikarenakan perkara judul. Alasannya bisa dikarenakan ingin mencari judul yang sulit, atau bahkan judul yang ada tidak disetujui dosen.
Pernahkah Anda menghadiri wisuda seorang kawan yang terlebih dahulu lulus? Ada satu momen dalam rundown acara yang menyebutkan nama mahasiswa dengan skripsi terbaik dari masing-masing jurusan.
Wah, tentu mengasyikkan bila bisa seperti itu, pikir Anda. Akhirnya apa yang terjadi? Pada saat tiba masanya bagi Anda mengerjakan skripsi, Anda terjebak dilema pemilihan judul. Anda ingin berbeda dari skripsi yang pernah ada.
Inilah dia seorang perfeksionis. Terdengar idealis, namun tunggu dulu. Jangan-jangan mencari judul sulit bukan dikarenakan Anda memiliki idealisme, melainkan hanya ingin terlihat keren?
Memang keduanya berbeda tipis, tapi bila Anda seorang idealis dalam memilih judul, Anda telah jauh-jauh hari merencanakannya secara matang. Anda telah mempersiapkan dan tahu ke mana (perusahaan, organisasi, tempat) akan meneliti, judul apa yang akan diambil, dan bagaimana program penyelesaiaannya.
Jika tidak begitu berarti Anda tidak serius mengharapkan judul yang hebat, dikarenakan persiapan tersebut memakan waktu dan membutuhkan sumber daya. Anda mesti realistis dengan memperhitungkan apakah Anda mempunyai sumber daya yang dibutuhkan?
Sumber daya yang paling utama di sini adalah waktu. Kebanyakan lulusan teladan bisa menyelesaikan skripsi dalam waktu satu semester atas kedisiplinan mereka menjalani jadwal ketat yang mereka rancang sendiri. Sebaliknya bila bekerja di bawah tekanan seperti itu merupakan hal menakutkan bagi Anda, sebaiknya bersikap realistis dengan memilih judul yang lebih mudah kecuali Anda merasa sanggup mengatasi pasang surut motivasi.
Memilih topik yang sesuai kemampuan bukan berarti sembarangan memilih topik, melainkan memasukkan ke dalam pertimbangan Anda memilih judul dari segi ketersediaan referensi, waktu, biaya, dan penguasaan.
Untuk mengetahui apakah judul yang Anda pilih mudah dalam pencarian referensinya, carilah di perpustakaan judul skripsi yang sejenis dan perhatikan kajian pustakanya. Apakah Anda memiliki buku-buku dalam daftar tersebut? Jika tidak, apakah Anda punya akses untuk meminjamnya? Bisa dari perpustakaan kampus hingga perpustakaan kota.
Untuk pertimbangan waktu telah dibahas sebelumnya soal bersikap realistis, kemudian untuk pertimbangan biaya, pada jurusan tertentu membutuhkan percobaan laboratorium sehingga perlu diperhatikan juga masalah tersebut.
Dan terakhir soal penguasaan sebenarnya masih berkaitan dengan referensi yang Anda punya. Apakah Anda cukup paham mengenai topik judul yang akan diangkat? Jika belum, apakah Anda dapat mempelajarinya dari referensi yang ada?
Satu hal lagi yang tak boleh dilupakan dalam pemilihan judul, persetujuan pembimbing. Meskipun kita telah mempertimbangkan dengan susah payah, pada akhirnya dosen lah yang menentukan apakah judul yang dipilih bisa dijadikan skripsi atau tidak.
Bila dosen menolak dikarenakan judul terlalu umum, tips untuk mengatasinya adalah dengan meminta rekomendasi judul kepada dosen. Dengan begitu Anda tidak perlu frustasi bolak-balik mencari judul.
Percaya dirilah dengan tempaan kuliah selama ini, bahkan mahasiswa yang kurang handal sekalipun tak boleh berputus asa karena pemahaman mereka akan bidangnya jauh lebih baik dari orang awam. Yang berarti sangatlah mungkin untuk dapat menyelesaikannya.
Bila judul yang dipilihkan dosen ternyata sulit dicari referensi, uniknya, Anda bisa mencoba meminjam referensi langsung dari dosen. Karena beberapa dosen yang pemilih soal judul biasanya mengharapkan yang terbaik dari mahasiswa bimbingannya, sehingga keberanian seperti itu akan didukung walau tidak secara langsung. Minimal Anda bisa menemukan sumber untuk menyelesaikan skripsi sudah amat membantu.
Ya, kebanyakan kelas perkuliahan telah habis saat kita mulai mengerjakan skripsi, sehingga mahasiswa tingkat akhir seolah mengalami geger budaya.
Kalau biasanya di semester-semester sebelumnya menjalani kelas perkuliahan bersama teman-teman mungkin sekitar tiga kali seminggu, saat mengerjakan skripsi mendadak semua itu lenyap. Anda bukan lagi ‘mahasiswa’, tapi juga belum menjadi ‘sarjana’.
Pada saat seperti ini, bagi Anda yang anak perantauan, peluang untuk menyelesaikan skripsi lebih kecil bila Anda pulang ke daerah asal Anda dan mencoba mengerjakannya di sana. Terlalu banyak gangguan untuk bersantai dan menunda pekerjaan.
Sebaliknya, tetaplah pada perantauan Anda, lalu jadwalkan proporsi pengerjaan dan refreshing secara bertanggung jawab.
Masukkan pula jadwal waktu ke perpustakaan secara rutin minimal seminggu sekali. Dengan cara ini Anda akan terbiasa melihat tumpukan skripsi yang sudah jadi dimana seharusnya skripsi karya Anda juga berada di sana.
Kelebihan lain dari cara ini adalah Anda lebih berpeluang tak membutuhkan pengondisian diri yang berbelit-belit untuk menyelesaikan skripsi, seperti menunggu mood, frustasi, dan sebagainya, karena begitu berada di perpustakaan Anda bisa-bisa tertantang untuk tidak pulang dengan tangan kosong. Minimal membawa beberapa lembar catatan dari sumber referensi untuk segera diketik.
Tak lupa pula untuk menargetkan pekerjaan kecil secara harian, bisa satu bab, satu subbab, atau satu halaman sekalipun yang penting jangan menunda.
Dalam pengerjaan skripsi Anda akan banyak berurusan dengan komputer, laptop, notebook, ataupun gadget Anda. Semestinya hal itu justru menambah kemudahan menyelesaikan skripsi. Namun bersiaplah dengan resiko data yang hilang.
Bisa jadi listrik di tempat Anda mengerjakan tiba-tiba mati, di saat Anda mengetik skripsi tidak menggunakan baterai notebook, sementara hal-hal seperti itu bisa sangat menjatuhkan mental.
Karenanya buatlah program Office di perangkat Anda pada pilihan penyimpanan otomatis setiap satu menit. (Silahkan googling: ‘automatically save word office’) Satu menit saja sangat berharga, karena bila Anda pengetik yang cepat, satu menit bisa setara 40 – 60 kata. Itu bisa dua paragraf!
Awas, negativitas bisa menular! Membaca novel komedi soal mahasiswa yang terjebak dengan tugas akhirnya bukanlah hiburan yang tepat bagi Anda. Bukannya menambah motivasi yang Anda pikir bisa diperoleh setelah terhibur darinya, bisa-bisa Anda malah semakin nyaman menunda-nunda skripsi karena merasa ada teman.
Jika bisa lulus secepatnya itu lebih baik, peluang Anda untuk mandiri lebih terbuka dan tidak lagi membebani orangtua. Justru buku yang tepat bagi Anda di saat-saat seperti ini adalah buku para entrepreneur muda.
Tidakkah Anda terlecut mengetahui ada anak seusia Anda, seperti Hamzah Izzulhaq, yang berusia 19 tahun sudah memiliki dan mengepalai bisnis senilai ratusan juta rupiah? Tidakkah Anda terlecut menyainginya? Atau melampauinya?
***
Demikian 7 kiat dan motivasi menyusun skripsi. Semoga Anda tetap konsisten dalam pengerjaan skripsi apapun yang terjadi hingga tiga bulan kemudian setelah membaca ini Anda justru terpikir, “Jika mengerjakan skripsi semudah ini, mengapa saya tidak ngebut saja dari dulu?”.
Itulah harapan kami. Selamat berjuang!
(foto: Ole Miss – flickr.com)