Katak emas, spesies yang hampir punah
Kita sering melihat katak dan kodok ketika hujan datang, kadang–kadang kita menyebutnya katak dan biasa juga kita menyebutnya dengan kodok. Mungkin Anda sering menyamakan istilah katak dan kodok pada hewan jenis amfibi ini.
Namun di dalam dunia Biologi kedua jenis amfibi ini ternyata berbeda. Jumlah spesies kodok dan katak yang telah diidentifikasi di dunia berjumlah 5.915 jenis dengan berbagai keunikan yang beragam, dan 351 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia.
DAFTAR ISI
Dari segi morfologi katak maupun kodok memiliki morfologi yang hampir sama, sehingga kita harus mengamatinya terlebih dahulu baru bisa mengetahui apakah spesies tersebut merupakan kodok atau katak.
Pada bagian kulit kodok biasanya terasa kasar, kering dan terdapat bintil–bintil. Kodok juga biasanya memiliki kaki/tungkai belakang yang pendek. Bentuk jari kodok seperti cakar yang berfungsi untuk menggali. Kodok biasanya hidup pada tempat–tempat tertentu seperti di sekitar rumah, dan kayu lapuk.
Umumnya katak memiliki tubuh yang lebih ramping dibandingkan dengan kodok. Kulitnya juga terasa halus bila disentuh dan akan terasa lembab. Kaki belakangnya biasanya lebih panjang sehingga katak pandai melompat.
Pada bagian jari–jarinya terdapat selaput yang dapat berfungsi untuk berenang dan menempel pada pohon. Katak lebih mudah kita temukan pada wilayah berair seperti sungai, rawa, danau, dan persawahan. Beberapa jenis katak dapat dikonsumsi oleh manusia.
Sudah tahu perbedaannya? Jadi, jangan salah lagi ya dalam menyebut nama untuk kodok dan katak.
(photo: esq-news.com)