Makna Di Balik Prosesi Pernikahan Adat Jawa

waktu baca 3 menit
Kamis, 16 Okt 2014 22:59 0 1337 Nuzulia
 

HUMBEDE.COM – Baru saja kita menyaksikan rangkaian prosesi adat pernikahan salah satu selebriti papan atas tanah air yang disiarkan secara langsung di salah satu stasiun televisi swasta nasional. Siapa lagi kalau bukan presenter kondang Raffi Ahmad dan Nagita Slavina.

Pernikahan kedua sejoli ini diselenggarakan dengan menggunakan rangkaian adat Jawa. Dalam adat Jawa, ada beberapa rangkaian yang dilaksanakan oleh kedua calon mempelai seperti prosesi adat siraman dan midodareni.

Tahukah anda, bahwa setiap rangkaian dari prosesi pernikahan adat Jawa ini mempunyai makna filosofis tersendiri? Hm… apa saja ya maknanya? Simak yuk ulasan berikut ini.

Berikut adalah makna yang terkandung di balik prosesi pernikahan adat Jawa.

DAFTAR ISI

1. Pasang tarub (bleketepe)

Pasang tarub yang biasanya dilakukan oleh orang tua calon mempelai wanita ini merupakan tanda, bahwa akan ada hajatan mantu yang diselenggarakan di tempat kediaman calon mempelai yang bersangkutan.

Makna dari pemasangan hiasan tarub ini bertujuan agar hajatan yang diselenggarakan dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan suatu apapun.

Prosesi-siraman-

2. Siraman

Prosesi yang dilakukan oleh kedua mempelai ini dilakukan dengan menyiramkan air ke tubuh calon mempelai. Air yang digunakan adalah air 7 sumur/mata air dari tempat yang danggap suci. Penyiraman air dilakukan oleh orang tua calon mempelai dan para sesepuh.

Makna dari prosesi ini adalah membersihkan diri kedua calon mempelai.

3. Paes

Paes ini dilakukan oleh calon mempelai wanita. Paes merupakan rangkaian prosesi d imana dilakukan pencukuran rambut halus di dahi calon mempelai wanita, dan dilanjutkan dengan membuat cengkorongan untuk memudahkan melakukan riasan pada keesokan harinya.

Makna dari rangkaian upacara adat jawa yang satu ini adalah mempercantik diri secara lahir batin.

midodareni

4. Midodareni

Midodareni adalah malam terakhir bagi kedua calon mempelai sebelum melepas masa lajang. Dalam prosesi ini calon mempelai pria akan nyantrik di rumah mempelai wanita.

Nyantrik merupakan simbol bahwa calon mempelai pria telah siap untuk melaksanakan ijab kabul keesokan harinya. Selain itu nyantrik dapat pula digunakan calon mempelai pria untuk berkenalan dengan keluarga calon mempelai wanita.

Dalam prosesi ini calon mempelai wanita dirias sebagaimana mestinya agar tampak cantik seperti bidadari.

5. Ijab kabul

Merupakan proses puncak dalam upacara pernikahan. Yang dilakukan menuruyt agama dan keyakinan masing – masing, dari kedua calon mempelai. Setelah proses dinyatakan sah, maka kedua calon mempelai pun telah resmi sebagai sepasang suami istri.

Keraton Cuci kaki

6. Temon, balang – balangan gantal, dan wijik

Setelah proses ijab kabul selesai, maka dilaksanakan upacara temon manten, yaitu mempertemukan mempelai wanita dengan mempelai pria.

Kemudian, dilanjutkan dengan balang – balangan gantal, yakni kedua mempelai saling melemparkan daun siriih. Makna dari saling melempar sirih ini sebagai wujud perlambang cinta kasih diantara kedua mempelai.

Wijik merupakan proses dimana mempelai pria mengnjak telur, kemudian mempelai wanita membasuh kaki mempelai pria. Maknanya adalah tanda bakti suami terhadap istri.

7. Sinduran dan bobot timbang

Sinduran merupakan prosesi dimana disampirkan sehelai kain sindur berwarna merah di pundak kedua mempelai. Saat berjalan menuju ke pelaminan, ujung kain sindur dipegang oleh bapak dari mempelai wanita.

Makna dari sinduran inin adalah bahwa kedua mempelai telah diterima keluarga besar secara utuh dan penuh kasih sayang, tanpa membedakan anak dan menantu.

Bobot timbang adalah prosesi dimana kedua mempelai duduk di pangkuan bapak dari mempelai wanita. Makna dari prosesi bobot timbang ini, kasih sayang kepada anak dan menantu sama besarnya.

Sungkeman

8. Dulangan, kacar kucur, dan sungkeman

Dulangan adalah prosesi dimana kedua mempelai saling menyuapi. Maknanya adalah perpaduan kasih sayang antara kedua mempelai.

Kacar kucur adalah prosesi dimana dengan menggunakan simbol mempelai pria memberikan penghasilannya kepada mempelai wanita. Maknanya, mempelai pria akan bertanggung jawab atas nafkah keluarganya kelak.

Terakhir, sungkeman, adalah prosesi dimana kedua mempelai sungkem kepada kedua orang tua masing – masing, sebagai ungkapan tanda bakti, dan permohonan doa restu dari kedua mempelai.