Uniknya Sanggul Pengantin Adat Solo

Uniknya Sanggul Pengantin Adat SoloHUMBEDE.COM – Berbicara mengenai pesta pernikahan, utamanya di Indonesia, biasanya tidak bisa lepas dari adat istiadat.

Ya, Indonesia memang negara yang kompleks, memiliki berbagai macam adat-istiadat.

Keanekaragaman adat istiadat ini tditunjukkan begitu rupa salah satunya dalam upacara adat pernikahan tradisional.

Salah satu upacara adat pernikahan secara tradisional ialah upacara pernikahan tradisional adat solo.

Terdiri dari upacara adat pernikahan solo basahan dan solo putri.

Upacara adat pernikahan khas solo memiliki keunikan dalam hal tata rias rambut pengantin wanita.

Umumnya, tata rias rambut pengantin wanita ialah disanggul. Nah, apa saja kah keunikannya? Simak yuk!

DAFTAR ISI

1. Sanggul Pengantin Solo Basahan

Sanggul pengantin solo basahan disebut “sanggul bokor mengkurep”. Alasannya, karena bentuk sanggulnya menyerupai bokor (pinggan besar yang biasanya terbuat dari logam) yang tengkurap. Sanggul bentuk ini hanya digunakan oleh penari Bedhaya Ketawang dan pengantin solo basahan.

Sanggul Bokor Mengkurep ditutup dengan rajut melati kawungan. Pengantin solo basahan tidak mengenakan borokan (bunga melati yang telah ditusuk dengan lidi atau harnal dan dipasang di rambut) dan sintingan (dua buah bunga kantil diselipkan pada rambut di sebelah kiri sanggul), seperti halnya pengantin solo Putri.

Hiasan penting di sanggul yaitu cunduk mentul, semyok berbentuk garuda, cunduk jungkat, centung, dan tiba dada salangan/wiji timun.

cunduk mentul adalah hiasan berjumlah 9 buah yang dipasang seperti kipas menghadap ke depan. Semyok dipasang di bagian tengah sanggul. Cunduk jungkat adalah hiasan yang dipasang dari arah depan di atas ubun-ubun.

Centung adalah hiasan yang dipasangkan pada pangkal pengapit sebelah kiri dan kanan. Sedangkan tiba dada salangan/wiji timun dipasang di atas sanggul sebelah kanan teruntai hingga dada sebelah kanan. Pelengkap hiasan adalah subang brumbungan, sebuah kalung somyok, dua buah bros dan dua buah cincin.

2. Sanggul Pengantin Solo Putri

Sanggul khas pengantin solo putri disebut bangun tulak. Sanggul ini memiliki ciri khas atau bentuk mirip kupu-kupu sehingga sering disebut ngupu. Sanggul bangun tulak dahulu digunakan oleh permaisuri atau putri raja.

Sanggul berhiaskan bunga bangun tulak untuk putri yang sudah menikah, sedangkan yang belum menikah tidak mengenakan bunga apapun.

Ada beberapa hiasan penting penghias sanggul yaitu cunduk mentul, bros gelung (simyoki), tanjungan, sintingan, cunduk jungkat, centung, borokan dan tiba dada bawang sebungkul.

Cunduk mentul berjumlah 7 buah dan dipasang seperti kipas menghadap ke depan. Bros gelung atau juga disebut ceplok gelung dipasang di bagian tengah sanggul. Tanjungan berjumlah 6 buah dan dipasang di sebelah kiri dan kanan masing-masing 3 buah.

Sedangkan Sintingan terdiri dari 2 buah bunga kantil, yang dipasang dengan cara diselip pada rambut di sebelah kiri sanggul tepat di belakang telinga.

Cunduk jungkat berupa hiasan yang dipasang dari arah depan di atas ubun-ubun, sementara Centung dipasangkan pada pangkal pengapit sebelah kiri dan kanan. Borokan berupa 4 atau 5 bunga melati yang ditusuk dengan lidi dan dipasang di sebelah kiri cunduk jungkat.

Terakhir, tiba dada bawang sebungkul adalah rangkaian bunga melati yang dipasang di atas sanggul di sebelah kanan teruntai hingga dada sebelah kanan. Sebagai pelengkap adalah subang, kalung, gelang dan cincin.

(photo: riaskuntik.files.wordpress.com)