Buah kiwi, yang berasal dari China Utara, pertama kali dibawa dan dibudidayakan di Selandia Baru sekitar abad ke 20.
Saat buahnya akan diekspor, untuk menghindari pajak tinggi yang dikenakan terhadap buah berri, namanya diganti menjadi buah kiwi dikarenakan memiliki kesamaan karakteristik dengan simbol nasional Selandia Utara, burung kiwi, yang sama-sama kecil, coklat, dan berbulu halus.
Kiwi adalah buah yang kaya nutrisi dan rendah kalori. Manfaat kesehatan yang dimungkinkan dari mengonsumsi kiwi meliputi terjaganya tekstur dan warna kulit yang sehat, mengurangi tekanan darah, dan mencegah penyakit jantung dan struk, demikian sebagaimana dilansir Medical News Today, Selasa (28/01/14).
Dalam artikel berikut tersedia informasi mengenai rincian nutrisi buah ini dan kilasan mendalam mengenai manfaat kesehatan serta resiko potensial dari mengonsumsi buah kiwi.
DAFTAR ISI
Buak kiwi kaya akan vitamin C. Untuk buah berukuran sedang, kandungan kiwi meliputi sebagai berikut:
Buah kiwi yang berbulu halus ini juga lengkap dengan nutrien vital seperti vitamin E, tembaga, vitamin K, kolin, magnesium dan fosfor. Buah kiwi memiliki kandungan vitamin C per onss yang lebih tinggi dibandingkan kebanyakan buah lainnya.
Mengonsumsi beragam buah dan sayuran telah lama dikaitkan dengan berkurangnya resiko penyakit jantung, diabetes, kanker, dan penyakit lannya. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi makanan nabati seperti kiwi dapat mengurangi resiko obesitas serta tingkat harapan hidup.
Kulit yang Indah: Kolagen, sistem pendukung kulit, bergantung pada vitamin C sebagai nutrien esensial yang bekerja pada tubuh kita sebagai antioksidan yang membantu mencegah kerusakan yang disebabkan oleh matahari, polusi, dan asap, kerutan halus serta meningkatkan tekstur kulit secara keseluruhan.
Tidur yang Lebih Baik: Menurut penelitian tentang efek konsumsi kiwi terhadap kualitas tidur pada orang dewasa dengan problem tidur, ditemukan bahwa konsumsi kiwi dapat meningkatkan permulaan, durasi, dan efisiensi tidur pada orang dewasa dengan laporan pribadi akan gangguan tidur.
Kesehatan jantung: serat dan potassium dalam kiwi mendukung kesehatan jantung. Peningkatan dalam asupan potassium dengan mengurangi asupan garam adalah perubahan pola makan paling penting bagi seseorang untuk dapat mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler, demikian menurut Mark Houston, MD, MS, seorang profesor tamu di Vanderbilt Medical School serta direktur Hypertension Institute di St Thomas Hospital, Tennessee.
Dalam satu studi, mereka yang mengonsumsi 4.069 mg potassium per hari memiliki 49% resiko lebih rendah dari penyakit jantung dibandingkan mereka yang mengonsumsi sedikit potassium (sekitar 1.000 mg per hari).
Asupan potassium yang ttinggi dikaitkan dengan pengurangan resiko struk, perlindungan terhadap kehilangan massa otot, menjaga kepadatan mineral tulang, serta mengurangi pembentukan batu ginjal.
Menurunkan Tekanan Darah: Dikarenakan kandungan potassium yang tinggi, kiwi dapat menghilangkan pengaruh negatif garam pada tubuh. Bisa jadi rendahnya asupan potassium menjadi faktor resiko yang sama besarnya dalam perkembangan tekanan darah tinggi sebagaimana tingginya asupan garam.
Menurut National Health and Nutrition Examination Survey, kurang dari 2% orang dewasa di A.S. yang memenuhi rekomendasi harian 4.700 gram potassium. Sebagai catatan lain, asupan potassium yang tinggi dikaitkan penurunan resiko sebesar 20% dari fatalnya penyakit lain.
Mencegah Konstipasi: Banyak studi yang telah melaporkan bahwa kiwi memiliki efek pencahar yang ringan dan dapat digunakan sebagai suplemen makanan terutama bagi para lanjut usia yang mengalami sembelit. Konsumsi teratur buah kiwi juga terbukti membantu produksi buang air yang lebih sering, tidak keras.
Beta-blockers, salah satu jenis pengobatan yang paling umum diberikan untuk penyakit jantung, dapat menyebabkan peningkatan kadar potassium dalam darah. Makanan yang tingi potassium seperti pisang harus dikonsumsi sesedangnya saja saat meminum beta-blockers.
Mengonsumsi terlalu banyak potassium dapat melukai ginjal yang tak sepenuhnya berfungsi. Jika ginjal tak dapat membuang potassium berlebih maka akibatnya bisa fatal.
(Foto: Wikipedia.org)