Mengapa Ponsel Mesti Dimatikan dalam Pesawat?

waktu baca 3 menit
Senin, 27 Jan 2014 21:57 0 1285 Riyadh
 

Telepon seluler dan perangkat lainnya dapat mengganggu sistem elektronik yang sensitif pada pesawat, demikian pernyatan beberapa teori sebagaimana dikutip dari BBC.

Benarkah pernyataan tersebut? Apakah ada bukti kuat yang mendukungnya?

Mengapa Ponsel Mesti Dimatikan dalam Pesawat

Mematikan ponsel dalam pesawat awalnya tak menjadi masalah di saat penggunanya masih sedikit. Namun, di saat harga pasaran ponsel semakin murah belakangan ini, jumlah pengguna semakin bertambah.

Akibatnya himbauan mematikan ponsel di dalam pesawat menjadi semakin rumit. Selain tak adanya sanksi tegas, sulit pula memberlakukan hal itu dikarenakan belum ada bukti bahwa sinyal ponsel menjadi penyebab kecelakaan.

DAFTAR ISI

Empat dari sepuluh penumpang pesawat di A.S. tidak mematikan ponselnya

Studi baru-baru ini menemukan empat dari 10 penumang pesawat di Ameriksa Serikat mengaku tidak selalu mematikan perangkat mereka saat berada dalam penerbangan.

Menurut regulasi yang berlaku di kebanyakan negara, penggunaan perangkat elektronik portabel tidak diperbolehkan di bawah ketinggian 3,000 m, bahkan dalam “mode terbang” sekalipun yang menghentikan transmisi sinyal. Di atas ketinggian ini perangkat seperti laptop dan pemutar musik diperbolehkan, tetapi ponsel harus tetap dimatikan.

Peraturan ini dikatakan sangat penting untuk menghindari potensi gangguan berbahaya dari sinyal perangkat tersebut dengan sistem elektronik pada pesawat.

Apakah kekhawatiran ini memiliki dasar? Atau kita mesti santai saja menyikapinya?

Teori Bagaimana Ponsel Mengganggu Penerbangan    

Kekhawatiran akan adanya gangguan berasal dari fakta bahwa gadget terkoneksi dengan internet atau jaringan telpon seluler dengan menggunakan gelombang radio.

Banyak sistem berbasis elektonik yang disebut avionik, digunakan untuk navigasi, berkomunikasi dengan darat, dan memantau komponen terbang. Beberapa sistem melibatkan sensor yang mengomunikasikan informasi kepada instrumen kokpit. Jika frekuensi radio yang dikeluarkan semua perangkat portabel terpancar di dekat dengan avionik, maka sinyal dan pembacaannya akan terpotong.

Hal ini dapat mempengaruhi sistem seperti radar, komunikasi, serta teknologi pencegah tabrakan. Masalah ini kemungkinan diperbesar jika gadget dalam keadaan rusak dan mulai mengeluarkan gelombang radio yang lebih kuat dari semestinya, atau sinyal muncul dari gabungan bebeapa perangkat sekaligus.

Tu yang ikatakan teoi. Namun, adaka bukti bahwa hal ituah yang menjadi masalah? Tak diketahui ada catatan mengenai kecelakaan yang dipastikan karena alasan tersebut, namun dikatakan penyeab kecelakan masih belum diketahui.

Rekaman penerbangan bisa jadi tidak mengenali adanya sistem kritikal yang gagal berfungsi dikarenakan gangguan elektromagnetik dari perangkt penumpang.

Malfungsi sistem

Sementara bukti pasti sangat kurang, terdapat banyak bukti anekdot yang menyatkan resiko ini mesti ditanggapi secara serius. Sebuah laporan merangkum 50 kasus isu keselamatan yang diduga disebaban oleh perangkat elektronik, dipublikasikan pada Januari 2013

Laporan ini dikumpulkan oleh US Aviation Safety Reporting System, dengan database dari Nasa, dimana kru pesawat dapat melaporkan masalah keselamatan secara anonim. Salah satu kasus merangkum semuanya sebagaimana berikut; “sistem kompas mengalami malfungsi saat lepas landas. Saat semua penumpang diminta memastikan seluruh perangkat elektroniknya telah dimatikan, sistem kompas kembali normal.”

Jangan meremehkan hal besar. Sikap masa bodoh menanggapi resiko ini bisa mengancam nyawa ratusan penumpang lainnya. Lebih baik hentikan semua aktivitas mulai dari tweet, Whats Up, weChat, BBM, yang manapun itu dan matikan perangkat saat berada dalam pesawat. Itulah langkah bijak dengan mendahulukan kepentingan orang banyak.