5 Rekomendasi Novel Romantis Karya Anak Bangsa

Dewasa ini, telah banyak novel ber-genre romantis yang bertebaran memenuhi rak-rak yang tersebar di toko buku.

Tanpa disadari, para pemuda-pemudi Indonesia, para anak bangsa, dapat melahirkan karya sastra yang banyak di antaranya telah sukses memikat hati para pembaca setia novel romantis.

Berikut 5 rekomendasi novel hasil imajinasi romantik anak bangsa.

5 cm (Donny Dhirgantoro)

Berawal dari indahnya kisah persahabatan yang terjalin di antara 5 anak bangsa, dan berakhir dengan berkibarnya sang saka merah putih di puncak tertinggi pulau Jawa, gunung Mahameru.

Genta, Arial , Zafran , Riani, Ian. Ke-5 anak bangsa dengan karakter masing-masing yang jauh berbeda telah menjalin persahabatan selama 7 tahun.

Novel yang dilahirkan oleh seorang pemuda bernama Donny Dhirgantoro yang lahir pada 27 Oktober 1978 ini debut pertama kali pada tanggal 21 Mei 2005. Sampai dengan saat ini, novel tersebut telah dicetak lebih dari 25 kali, dan memiliki lebih dari 200.000 copies. Tak hanya itu, novel ini pun telah mengalami debutnya dalam perfilman layar lebar.

My Blackberry Girlfriend (Agnes Davonar)

Ternyata walaupun lebih muran dari yang baru, ponsel memang tidak bisa sembarangan membelinya. Siapa sangka hanya karena membeli hp bekas dapat menyebabkan pertemuan yang rumit, bahkan hingga kisah cinta?

Berawal dari transaksi jual-beli Blackberry bekas yang dilakukan Martin dari seseorang yang bernama Fendy. Secara tidak sengaja berkenalan dengan seorang wanita cantik bernama Angel.

Perkenalan tersebut berakhir sial untuk Martin, karena ternyata Angel merupakan wanita yang tengah mencari pemilik asal Blackberry tersebut. Tak menemukan Fendy sang pemiliki asal Blackberry tersebut, akhirnya Martin menjadi sasaran balas dendam Angel.

Novel ini dilahirkan oleh 2 anak bangsa yang bernama Agnes dan Davonar. 2 bersaudara yang bersatu dalam karir menulis. Selain My Blackberry Girlfriend, masih ada beberapa novel lainnya. Novel yang diangkat dari cerita nyata ini telah menjadi film layar lebar pada 29 Desember 2011.

Perahu kertas (Dee)

Apa jadinya jika seorang penulis dongeng dan pelukis dipasangkan? Inilah yang terjadi!

Keenan, seorang pemuda dengan bakat melukis tingkat tinggi yang ditentang ayahnya dan harus menjalani pendidikan di fakultas ekonomi. Dan Kugy, seorang gadis dengan impian untuk menjadi seorang penulis dongeng yang terpaksa menerima kenyataan bahwa penulis dongeng bukanlah suatu profesi yang dapat diterima di masyarakat, dan menempuh kuliahnya di fakultas yang sama dengan Keenan.

Novel Perahu Kertas ini pertama kali debut pada tahun 2009, dan telah diangkat menjadi film layar lebar.

Refrain (Winna Efendi)

Persahabatan antara seorang gadis dan seorang laki-laki memang terkadang dipandang aneh dan janggal, banyak sugesti yang menyebutkan bahwa – awalnya sahabat, ujung-ujungnya pacaran.

Ya, faktanya memang mayoritas dari persahabatan antara seorang gadis dan laki-laki akan berakhir dengan percintaan, walaupun ada juga yang tidak seperti itu.

Novel Refrain dilahirkan oleh seorang novelis bernama Winna Efendi. Menceritakan tentang sebuah kisah persahabatan yang telah dijalani sejak kecil oleh Niki dan Nata, namun berakhir dengan kisah cinta. Novel ini telah dijadikan film layar lebar yang debut pada 20 Juni 2013 lalu.

Winter In Tokyo (Ilana Tan)

Winter In Tokyo merupakan novel 3 yang dilahirkan oleh seorang novelis misterius tanpa identitas dengan nama pena Ilana Tan.

Winter In Tokyo menceritakan tentang 2 insan bernama Keiko dan Kazuto yang secara tidak sengaja bertemu di sebuah apartemen. Seiring berjalannya waktu, kisah cinta mulai bermekaran di sekeliling mereka. Namun sayang, perjuangan Kazuto untuk meluluhkan hati Keiko terhalang kisah cinta lainnya.

Dirilis pada tahun 2008 lalu, Winter In Tokyo berhasil membuat nama pena Ilana Tan semakin menjulang tinggi. Misteriusnya nama Ilana Tan membuat para pembaca semakin penasaran akan cerita-cerita dari novel 4 musim miliknya.

**

Itu adalah 5 rekomendasi novel-novel karya anak bangsa. Bagaimana? Tertarik untuk berpaling dari novel impor ke novel lokal hasil imajinasi anak bangsa?