Bawang merah sering bikin menangis. Menindas Si Bawang Putih dan berkomplot dengan ibu tiri. Yah, setidaknya dalam dongeng, namun berbeda halnya dengan di dunia nyata, dimana beberapa waktu lalu, banyak masyarakat yang kelimpungan karena langka dan mahalnya ‘sang antagonis’ ini.
Itu dikarenakan tanaman ini telah lama menjadi bahan dasar bumbu yang melengkapi berbagai rasa makanan khas nusantara dan nyaris tak tergantikan.
Belum lagi paduan legendarisnya dengan sate kambing, yang konon dapat menetralisir efek negatif makanan tersebut. Benarkah? Dalam porsi terkontrol, bisa jadi jawabannya iya.
Namun, daripada semakin penasaran dengan manfaat mengonsumsi tanaman bumbu yang satu ini, berikut di antaranya kandungan gizi dan manfaat bawang merah sebagaimana dilansir HealWithFood.org:
DAFTAR ISI
Bawang merah dan bawang bombay merupakan salah satu sumber alami terbaik untuk quercetin, senyawa bioflavonoid yang sangat cocok untuk pengumpulan radikal bebas.
Selain sifat antioksidan, quercetin telah ditemukan memiliki fungsi melawan kanker, anti-jamur, anti-bakteri, dan anti-peradangan.
Tanaman ini menunjukkan potensi menjanjikan untuk mencegah dan mengontrol pembentukan polip usus, menekan rhinovirus yang merupakan penyebab pilek, mengobati psoriasis yakni penyakit kulit dimana penderitanya mengalami pergantian kulit terlalu dini, serta menghambat replikasi virus Herpes Simplex yang menyebabkan luka-luka demam di sekitar mulut.
Tanaman ini juga telah terbukti mengurangi risiko kanker perut: menurut sebuah studi, setengah bawang sehari bisa mengurangi resiko kanker perut hingga 50%.
Selain quercetin, bawang merah juga mengandung allicin, senyawa menyehatkan yang terdapat pada bawang dan famili Allium lainnya, yang keluar saat tanaman tersebut ditumbuk ataupun diiris.
Telah ditemukan bahwa Allicin meningkatkan kesehatan jantung, mencegah dan merawat kanker, serta mengurangi tekanan darah tinggi. Selain itu orang dengan masalah ketombe juga dapat terbantu dengan Allicin dikarenakan sifat anti-jamurnya.
Bawang merupakan sumber yang kaya kromium, sejenis mineral yang membantu mengontrol penurunan kadar glukosa. Kabar baik bagi mereka yang menderita resistensi insulin dikarenakan kromium teramat penting untuk aktivitas insulin dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
Kurangnya makanan kaya kromium seperti bawang dalam diet dapat menyebabkan resistensi insulin dan gangguan kontrol gula darah serta dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2.
Selain itu, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa kekurangan kromium yang parah dapat membuat penurunan berat badan lebih sulit atau bahkan menyebabkan kenaikan berat badan.
Beberapa manfaat lainnya dapat diperoleh terkait rendahnya rating indeks glikemik bawang merah. Dengan indeks glikemik (GI) pada rating 10, bawang dianggap sebagai makanan rendah glikemik.
Indeks glikemik membuat peringkat makanan yang mengandung karbohidrat berdasarkan seberapa cepat makanan ini menaikkan kadar gula darah. Makanan diperingkat antara 0 dan 100, dan semakin tinggi ratingnyai, semakin cepat makanan akan melepaskan energi dan menyebabkan kadar glukosa darah meningkat.
Indeks glikemik pada awalnya dibuat untuk membantu penderita diabetes memutuskan makanan apa yang terbaik bagi mereka, tapi sekarang banyak juga orang yang memperhatikan berat badan menggunakan konsep indeks glikemik untuk membantu mereka menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan mereka.
Dengan memilih makanan rendah GI – seperti bawang merah – daripada karbohidrat dengan GI tinggi, Anda dapat mengontrol gula darah dan kadar insulin, yang pada gilirannya menyebabkan tubuh menyimpan lebih sedikit lemak.
Studi juga menunjukkan bahwa tingkat insulin yang stabil dapat berkontribusi terhadap penuaan lambat, menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol baik yang meningkat.
***
Demikian kandungan gizi dan manfaat kesehatan bawang merah. Setelah mengetahui manfaatnya, perbanyak irisan segar tanaman bumbu yang satu ini dalam makanan Anda untuk gizi dan kesehatan yang lebih baik.
(Foto: Harris Graber – Flickr)