Sekilas Proses Pembuatan Bir

proses pembuatan bir

Bir adalah salah satu minuman beralkohol yang paling banyak dikonsumsi di dunia dan usianya paling tua karena telah dibuat sejak tahun 5000 sebelum masehi. Dibuat dengan melewati proses fermentasi bahan berpati.

Banyak dari kita (terutama bagian laki-laki) yang senang meminum bir. Entah itu saat bersantai dan ngobrol dengan teman-teman, maupun saat berpesta. Mungkin yang Anda tahu hanyalah bagaimana rasa dan cara minumnya saja, tapi tahukah Anda bagaimana cara membuat bir?

DAFTAR ISI

Proses Pembuatan Bir

Berikut kami akan uraikan penjelasan singkat mengenai bagaimana cara bir dibuat.

  • Pertama-tama barley malt akan dicampur dengan air panas. Hal ini akan membuat semacam ‘campuran’ yang merupakan zat seperti bubur.
  • Selanjutnya air manisnya yang disebut ‘wort‘ dipisahkan dari campuran.
  • Kemudian Hops atau Humulus lupulus (sejenis tanaman kecil berwarna hijau yang dijadikan sebagai bahan campuran membuat bir) direbus bersama dengan wort. Gunanya untuk menambah rasa pada bir.
  • Sekarang ragi ditambahkan ke campuran wort dan Hops lalu difermentasikan. Ini mengubah gula dalam wort menjadi etanol (inilah mengapa bir bisa membuat Anda mabuk, karena adanya etanol dalam bir) dan karbon dioksida (CO2 – yang menciptakan busa atau gelembung bir). Etanol ‘alkohol’ dapat dianggap seperti hasil ‘kotoran’ dari ragi.
  • Semua campuran kemudian dibiarkan berfermentasi selama beberapa minggu.

Pembagian Kategori Bir

Bir dapat dibagi ke dalam dua kategori utama, yaitu ‘lager’ dan ‘ale’. Lager rasanya lebih ringan dari ale karena ale rasanya lebih berat dan lebih pahit.

Budweiser misalnya adalah bir dengan kategori lager sementara Newcastle Brown adalah ale. Perbedaan seperti ini tentu saja adalah hasil dari bagaimana bir dibuat dan secara khusus bagaimana proses fermentasinya.

  • Beberapa bir dengan kategori ale yang terkenal antara lain: Pale Ale, Newcastle Brown, IPA, Belgian Ale, London Pride, Hefeweizen, Blonde, Amber dan banyak lagi.
  • Beberapa lagers terkenal: Pilsner, Block, Budweiser, Heineken,  Stella Artois,  Marzen, Helles, Doppelbok, Dunklet, Fosters, Carling, Carlsberg dan lain-lain.

Ale difermentasi di sebuah ruangan pada suhu yang lebih tinggi yang menyebabkan ragi naik dan tinggal di permukaan. Berbeda dengan bir yang difermentasi pada suhu rendah karena tidak akan membuat ragi naik ke permukaan.

Namun, proses pembuatan bir dan zat tambahan lainnya memiliki perbedaan bergantung pada pembuatnya. Ada beberapa merek dibuat dengan cara menambah bir dengan beberapa zat adiktif lainnya.

(foto: urbanbeerhunt.com)