Hindari 6 Kesalahan Ini dalam Menghadapi Anak Susah Makan

waktu baca 6 menit
Sabtu, 17 Agu 2013 10:16 0 51 Riyadh
 

tips anak susah makanMembiasakan anak agar tak pilih-pilih makan dan menjalani pola makan sehat mesti dilakukan sejak dini.

Hal itu dikarenakan pembelajaran pada usia dini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak di masa depan.

Apa yang dipelajarinya pada usia tersebut sebagian akan terbawa seumur hidup.

Untuk mengajarkan mereka mengonsumsi buah tergolong mudah. Siapa yang tak suka beraneka warna buah-buahan yang lezat dan manis?

Berbeda kasusnya dengan sayuran. Sekali anak malas memakan sayuran, mereka bisa anti terhadap semua yang berwarna hijau, bahkan sebelum mencobanya.

Karenanya para orang tua pun gencar melakukan berbagai upaya agar anak-anaknya mau menyantap makanan yang sehat. Namun, hati-hati, ruang kesalahan bisa berdampak bagi perkembangan anak.

Maka dari itu hindari enam kesalahan ini dalam menghadapi anak susah makan agar lebih banyak efek positif yang mereka rasakan daripada yang sebaliknya, sebagaimana ditulis oleh Elizabeth Hurchalla dalam LiveStrong.com berikut ini:

DAFTAR ISI

KESALAHAN PERTAMA: Hanya menyajikan apa yang disukai anak

Kombinasikan makanan yang baru-baru ini kurang disukai anak dengan makanan favoritnya, demikian rekomendasi Doris Fredericks, RD, salah seorang pendiri Children Feeding Collaborative, sebuah kelompok nirlaba yang menyediakan  bimbingan nutrisi bagi keluarga dan penyedia jasa perawatan anak.

Tapi jangan berharap banyak bahwa anak akan memakan semua yang di piring, bisa jadi hanya satu atau dua jenis saja.

Fredericks mengakui bahwa hal itu bisa sangat melelahkan saat mempersiapkan hidangan yang justru tak disantap sang anak, tetapi ketahuilah seperti halnya dengan sepak bola  -Anda tak lantas menyerah saat anak tak bisa menendang bola pertama kalinya – seharusnya demikian pula soal makanan.

Anak Anda mungkin hanya makan roti saat makan malam, tapi tenanglah, pada waktunya mereka akan mendatangi dan menyantap berbagai jenis makanan.

Waktunya dapat bervariasi dari hari hingga bulan dan jika Anda khawatir mengenai pola makan anak Anda, Ellyn Satter, RD, penulis buku “Child of Mine: Feeding with Love and Good Sense” menyarankan agar meminta dokter anak memberi anak Anda multivitamin dengan mineral.

KESALAHAN KEDUA: Memberi makan anak Anda sambil berjalan

Jika Anda memberikan anak makanan atau minuman langsung tiap mereka memintanya, maka mengajak mereka duduk di waktu makan yang sesungguhnya akan sangat menantang.

Bolehlah jika Anda memberikan air putih kepada anak kapan saja, tapi di luar itu, jadwalkan waktu untuk sarapan, camilan di tengah pagi, makan siang, snack sore, makan malam, hingga camilan sebelum tidur tidur.

Bagaimanapun juga, perut anak berukuran kecil, sehingga mereka membutuhkan sesuatu di antara waktu makan agar mereka dapat melaluinya. Jeda di antara waktu makan tidaklah terasa bagi orang dewasa namun dapat menyiksa bagi anak.

Tapi itu tak berarti mereka boleh melewatkan makan malam dan hanya makan kue ataupun pisang kesukaan mereka. Satter menyarankan untuk mengingatkan anak agar mereka mau makan terlebih dahulu, baru nanti bisa makan snack sebelum tidur.

Ajak ia duduklah saat memberinya snack, dan tempatkan dua atau tiga makanan di atas meja daripada hanya menawarkan seadanya sambil ia berjalan.

KESALAHAN KETIGA: Menjadi  juru masak cepat saji

Menurut penelitian University of Tennessee, 70 persen ibu dari anak berusia 16 bulan menawarkan alternatif ketika anak mereka tidak memakan apa yang telah dihidangkan di atas meja.

Memang, lebih mudah menawarkan anak makan nugget atau membuatkannya mi goreng misalnya, saat sang anak menolak apa yang terhidang di atas meja, terutama ketika mereka memintanya dengan ‘sopan’ alias tidak merengek manja.

Namun, membuatkan makanan alternatif tidaklah menguntungkan. Anda akan mulai malas membuatkannya makanan terpisah, dan bila menyerah justru mendorong mereka untuk menolak makanan baru.

Sebaliknya, berlakulah tegas. Mudah-mudahan anak Anda dapat menemukan sesuatu yang disukai dari apa yang ada di meja makan, tetapi jika tidak, atau makan tidak terlalu banyak, jangan khawatir. Mereka akan memenuhi rasa lapar di sisa hari.

KESALAHAN KEEMPAT: Bersikeras agar  anak mencoba sedikit

Anak-anak secara alami akan menolak apa yang dipaksakan kepada mereka. Dan bernegosiasi dengan anak hanya akan menyiksa Anda berdua.

Satter mengatakan bahwa anak-anak akan belajar untuk menyantap makanan karena mereka belajar menikmatinya, bukan karena mereka harus menelannya.

Dia menambahkan bahwa ketika anak-anak makan di rumahnya, dia mengatakan kepada anak bahwa mereka dipersilakan untuk memilih apa yang tersedia di atas meja dan berharap anak-anak dapat menemukan sesuatu yang mereka sukai, dan jika tidak, tidak masalah bila tak menyantap apapun. Dia berbagi pelajaran bahwa kadang-kadang mereka tak makan apa-apa, tapi anak akan bahagia!

Saat seorang anak merasa nyaman datang ke meja dan bebas dan mampu memilih apa yang tersedia, anak akan memperluas daftar kesukaan mereka dan mencoba lebih banyak makanan. Jika anak gelisah dan sengsara, mereka tidak akan pernah belajar mencoba sesuatu yang baru.

KESALAHAN KELIMA: Menggunakan makanan sebagai hadiah

Makanan tak semestinya menjadi alat tawar-menawar. Menurut Fredericks, ketika Anda menyuruh anak makan wortel sebelum makan yang lain, -meskipun yang lain itu buah atau makanan “sehat” lainnya-  hal itu justru membuat anak berpikir : apa pun yang Anda tahan untuk mereka makan, lebih baik daripada apa pun yang Anda syaratkan untuk disantap saat ini sebelum mendapatkannya.

Fredericks mengatakan bahwa menciptakan lingkungan belajar yang positif pada waktu makan adalah kuncinya, dan usia dua sampai enam merupakan waktu yang optimal bagi anak-anak untuk belajar kebiasaan makan yang baik yang akan berlangsung sepanjang hidup mereka.

Menurut Satter, 80 sampai 90 persen dari orang tua mendesak anak-anak mereka untuk makan, sayangnya, hal itu malah menjadi bumerang, dimana justru ketika orang tua bersikap santai, anak-anak malah lebih berani pilih-pilih makanan -bukan karena mereka didesak, tapi justru karena mereka tidak didesak. Anak terbiasa didesak untuk makan yang menjadikan mereka harus terus didesak agar mau makan.

KESALAHAN KEENAM:  Melarang hidangan penutup

Tak seperti makanan lain, makanan penutup harus dibatasi seporsi saja saat makan. Satter mengatakan anak lebih mudah belajar menyukai hidangan penutup (dessert) daripada sayuran, dan sehingga anak-anak akan terus begitu jika Anda membiarkan mereka.

Dia menambahkan bahwa jika Anda memutuskan untuk memiliki makanan penutup, hidangkan bersama dengan makanan lainnya dan bebaskan anak memakannya kapan pun mereka inginkan. Apakah sebelum, saat makan,  atau setelah menyantap yang lainnya.

Dengan cara itu, anak terdidik untuk menganggap hidangan penutup hanya satu bagian dari hidangan makan keseluruhan, dan bukan sesuatu yang istimewa. Bila anak sampai menganggapnya istimewa, ia cenderung meminta lebih dari satu porsi yang dianjurkan.

***

Kesabaran dan strategi yang tepat amat diperlukan dalam mendidik anak. Termasuk juga kesabaran dan strategi soal kebiasaan makan. Hindari enam kesalahan tersebut,  dan kiranya anak Anda pun akan baik-baik saja.

(foto: shakes4me.com)